Meroketnews – Aktivis muda dan calon anggota DPRD Buleleng Dapil I dari Bali, Gayuh Afwa Maulana A, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kehadiran calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming di Bali. Menurutnya, Gibran datang tanpa adanya agenda diskusi dengan mahasiswa, komunitas, dan aktivis. Hal ini membuat Gayuh sangat menyayangkan, karena menurutnya politik gagasan harus menjadi peran utama dalam memeriahkan pesta demokrasi Pemilu 2024.
Gayuh berpendapat bahwa anak muda seharusnya dijadikan sebagai subjek politik yang memiliki pemikiran dan ide-ide yang berharga, bukan hanya sebagai objek politik yang dapat diklaim oleh oknum-oknum politisi tertentu. Ia berharap bahwa kekecewaan ini dapat menjadi evaluasi bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) dari pasangan Prabowo-Gibran. Apakah TKN sengaja menghindari ruang-ruang diskusi dengan para aktivis karena aktivis memiliki gagasan dan argumentasi yang kuat dalam berdiskusi di setiap forum?
Gayuh juga mengajak seluruh generasi muda untuk tidak menjadi pemilih fanatik dan menggunakan hak suara mereka secara objektif. Ia mengingatkan bahwa penting untuk memilih pemimpin berdasarkan gagasan dan kapabilitasnya, karena Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu berdialog sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.
Sebagai informasi, Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye di Denpasar dan Buleleng serta melakukan konsolidasi relawan di Alun-Alun Singaraja pada hari Selasa, 9 Januari 2024. Selama kampanye ini, Gibran mengunjungi beberapa agenda, termasuk menghadiri kegiatan komunitas ekonomi kreatif, deklarasi, dan konser pesta rakyat yang diselenggarakan di Denpasar. Ia didampingi oleh istrinya, Selvi Ananda, Jubir TKN Prabowo-Gibran, Isyana Bagoes Oka, dan Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Aminuddin Ma’ruf, serta Edy Budiyarso.
Kekecewaan anak muda Bali terhadap kehadiran Gibran tanpa adanya agenda diskusi menunjukkan betapa pentingnya partisipasi dan dialog antara calon pemimpin dan generasi muda. Dalam membangun demokrasi yang kuat, perlu adanya ruang untuk berdiskusi, bertukar gagasan, dan mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat. Dengan begitu, pemimpin yang terpilih dapat mewakili kepentingan dan aspirasi rakyat dengan lebih baik.