Calon Wakil Presiden No urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dijadwalkan untuk mengunjungi Bali dalam rangka kampanye dan konsolidasi relawan. Namun, kehadiran Gibran ini telah menimbulkan kekecewaan dari sejumlah aktivis di Bali, termasuk salah satu tokoh muda, Arya Gangga.
Arya Gangga, seorang aktivis muda yang berasal dari Bali, menyayangkan bahwa Gibran tidak menyempatkan waktu untuk mengadakan diskusi dan berdialog dengan kelompok elemen mahasiswa, komunitas, dan aktivis di Bali. Menurutnya, dalam pesta demokrasi pemilu 2024, politik gagasan harus menjadi peran utama dalam memeriahkannya.
Arya Gangga berpendapat bahwa anak muda seharusnya dianggap sebagai subjek politik yang berpikir, bukan sebagai obyek politik yang hanya dapat diklaim oleh oknum politisi tertentu. Ia berharap bahwa kehadiran Gibran di Bali dapat menjadi evaluasi bagi Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) dari pasangan Prabowo-Gibran.
Arya juga mengajukan pertanyaan apakah TKN sengaja menghindari ruang-ruang diskusi dengan para aktivis karena mereka cenderung memiliki gagasan dan argumentasi yang kuat dalam berdiskusi di setiap forum. Ia mengajak seluruh generasi muda untuk tidak menjadi pemilih fanatik, melainkan menggunakan hak suara secara objektif dengan memilih pemimpin berdasarkan gagasan dan kapabilitasnya.
Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia membutuhkan pemimpin yang mampu berdialog. Oleh karena itu, Arya berharap agar Gibran dan para politisi lainnya dapat memperhatikan pentingnya diskusi dengan aktivis dan kelompok masyarakat lainnya dalam rangka membangun pemimpin yang berkualitas.
Meskipun kehadiran Gibran di Bali telah menimbulkan kekecewaan bagi sejumlah aktivis, hal ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat mereka secara langsung kepada calon wakil presiden tersebut. Diskusi dan dialog yang terbuka dapat memperkaya pemahaman dan perspektif Gibran tentang isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat Bali dan Indonesia secara umum.
Sebagai aktivis muda, Arya Gangga berharap bahwa generasi muda dapat terus aktif dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan negara. Ia mengingatkan agar generasi muda tidak terjebak dalam pemilihan pemimpin berdasarkan fanatisme, melainkan memilih pemimpin berdasarkan gagasan dan kapabilitasnya.
Dalam pesta demokrasi pemilu 2024, penting bagi semua pihak, termasuk calon pemimpin, untuk mendengarkan suara dan aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat. Diskusi dan dialog yang terbuka adalah langkah penting dalam membangun pemimpin yang responsif dan mampu memahami serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kehadiran Gibran di Bali seharusnya menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk saling mendengarkan dan berdialog. Dengan demikian, diharapkan bahwa pemimpin yang terpilih nantinya dapat mewakili kepentingan dan aspirasi seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat Bali.