MeroketNews – Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan mengambil keputusan kontroversial dengan memilih calon wakil presidennya dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab dipanggil Cak Imin. Pemilihan Cak Imin ini dianggap sebagai salah satu strategi Anies dan koalisinya untuk mengambil suara pemilih muslim serta masyarakat di Indonesia Timur. Anis-Cak Imin akan mendapat dukungan dari partai pengusungnya yakni Nasional Demokrat (Nasdem), PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Penggabungan suara antara PKB dan Nasdem pada pemilihan umum (pemilu) 2019 sangat besar bahkan berada di peringkat pertama untuk wilayah kawasan Papua. Nasdem berada di posisi pertama untuk kawasan Papua dan PKB berada di posisi ketiga, di bawah Partai Amanat Nasional (PAN). Gabungan PKB dan Nasdem menjadikan kedua partai ini menguasai 41,68% suara di Papua. Nasdem menguasai wilayah ini sebanyak 544,8 ribu suara dan PKB 267,2 ribu suara.
Seperti yang diketahui, PKB memiliki beberapa kantong suara yang kuat, khususnya berasal dari wilayah Jawa Timur. Namun, dalam data hasil hitung suara Legislatif DPR RI pada 2019 terdapat suara signifikan dari wilayah luar jawa, yaitu Papua.
Pengaruh PKB dan Nasdem di Indonesia Timur
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memiliki pengaruh yang signifikan di Indonesia Timur, terutama di wilayah Papua. Dalam pemilihan umum (pemilu) 2019, PKB dan Nasdem mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat di Papua.
Pada pemilu 2019, PKB berhasil meraih 267,2 ribu suara di Papua, sedangkan Nasdem mendapatkan 544,8 ribu suara. Kedua partai ini menguasai 41,68% suara di Papua, menjadikan mereka sebagai kekuatan politik yang tidak bisa diabaikan di wilayah tersebut.
PKB memiliki beberapa kantong suara yang kuat di wilayah Jawa Timur, tetapi dukungannya di Papua juga sangat signifikan. Gabungan suara antara PKB dan Nasdem di Papua membuat kedua partai ini berada di posisi pertama untuk wilayah kawasan Papua, mengalahkan partai-partai lain seperti Partai Amanat Nasional (PAN).
Strategi Anies dengan Memilih Cak Imin
Pemilihan Cak Imin sebagai calon wakil presiden oleh Anies Baswedan dianggap sebagai strategi untuk mengambil suara pemilih muslim serta masyarakat di Indonesia Timur, terutama di wilayah Papua. Anies dan Cak Imin akan mendapatkan dukungan dari partai pengusungnya, yaitu PKB dan Nasdem.
Dengan memilih Cak Imin, Anies berharap dapat memperkuat koalisi politiknya di Indonesia Timur. PKB dan Nasdem memiliki pengaruh yang besar di wilayah Papua, dan pemilihan Cak Imin diyakini akan membantu Anies memperoleh dukungan yang signifikan di sana.
Strategi ini juga dapat membantu Anies dalam meraih suara di luar Jawa, khususnya di wilayah Papua. Dalam data hasil hitung suara Legislatif DPR RI pada 2019, terdapat suara signifikan dari wilayah luar Jawa, termasuk Papua. Dengan memilih Cak Imin, Anies berharap dapat memperoleh dukungan yang kuat dari masyarakat di Papua dan Indonesia Timur secara keseluruhan.
Impak Dukungan PKB dan Nasdem di Papua
Dukungan yang diberikan oleh PKB dan Nasdem di Papua memiliki dampak yang signifikan dalam pemilihan umum (pemilu). Gabungan suara kedua partai ini menjadikan mereka sebagai kekuatan politik yang kuat di wilayah Papua.
Dalam pemilu 2019, PKB dan Nasdem berada di peringkat pertama untuk wilayah kawasan Papua. Nasdem berhasil meraih 544,8 ribu suara, sementara PKB mendapatkan 267,2 ribu suara. Gabungan suara kedua partai ini mencapai 41,68% suara di Papua.
PKB dan Nasdem memiliki pengaruh yang besar di Indonesia Timur, terutama di wilayah Papua. Dukungan yang mereka berikan kepada Anies Baswedan dalam pemilihan presiden diharapkan dapat membantu Anies memperoleh suara yang signifikan di wilayah tersebut.