Meroketnews.id – Silaturahmi antara GUS HAMAM, seorang santri yang aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan GP Ansor, dengan Ketua DPW Badan Persaudaraan Antar Iman (BERANI), yang dikenal dengan gelar Pemangku Jenggot di Pulau Dewata Bali. Kedua tokoh ini bertemu untuk berdiskusi mengenai perjuangan kebangsaan.
GUS HAMAM adalah seorang santri yang memiliki peran aktif dalam organisasi NU dan GP Ansor. Beliau dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dalam memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Sedangkan Pemangku Jenggot adalah seorang tokoh suci yang sangat dihormati di Bali. Beliau juga merupakan pemilik BALI TAKSU SARANA.
Pertemuan ini diinisiasi oleh Gus Hamam, dengan Badan Persaudaraan Antar Iman yang dipimpin oleh Pemangku Jenggot sebagai Ketua DPW BERANI Provinsi Bali. BERANI adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antarumat beragama dan memperjuangkan keberagaman di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Pemangku Jenggot menyampaikan pandangan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) harus mendapatkan kursi di DPR agar kemajuan di Bali dapat lebih cepat terwujud. GUS HAMAM menanggapi dengan memberikan pandangan teknis politik mengenai hal tersebut. Diskusi antara keduanya berjalan dengan penuh antusiasme dan saling menghormati.
GUS HAMAM, dengan kesederhanaannya, menyapa Pemangku Jenggot dengan baik. Beliau menunjukkan sikap yang ramah dan antusias dalam berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam perbedaan pandangan, mereka tetap dapat menjaga sikap yang baik dan saling menghormati.
Pertemuan ini menjadi bukti bahwa silaturahmi antarumat beragama dan antartokoh agama sangat penting dalam memperkuat persaudaraan dan memperjuangkan permasalahan kebangsaan. Dalam konteks Bali, Pemangku Jenggot sebagai tokoh suci di sana memiliki pengaruh yang besar dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat Bali.
GUS HAMAM, sebagai seorang santri yang aktif dalam organisasi NU dan GP Ansor, juga memiliki peran penting dalam memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Diskusi antara keduanya menjadi ajang untuk saling bertukar pandangan dan menggali solusi terbaik untuk kemajuan Bali dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Perjuangan kebangsaan harus melibatkan semua pihak tanpa memandang perbedaan agama atau keyakinan. Pertemuan seperti ini menjadi contoh nyata bahwa dialog dan kerjasama antarumat beragama dapat menghasilkan solusi yang baik dan memperkuat persatuan dalam keragaman.
Silaturahmi antara GUS HAMAM dan Pemangku Jenggot ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan menjaga persaudaraan antarumat beragama.
Dalam menghadapi permasalahan kebangsaan, penting untuk selalu mengedepankan sikap saling menghormati dan mendengarkan pandangan orang lain. Dengan menghargai perbedaan dan bekerja sama, kita dapat mencapai kemajuan yang lebih baik bagi Bali dan bangsa Indonesia.
Silaturahmi ini juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara organisasi NU dan GP Ansor dengan BERANI. Kerjasama antarorganisasi ini akan memperkuat perjuangan bersama dalam memperjuangkan nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan persaudaraan antarumat beragama.
Terakhir, pertemuan ini mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam keragaman. Semua pihak, baik tokoh agama maupun masyarakat umum, memiliki peran penting dalam memperjuangkan kebangsaan dan menjaga persaudaraan antarumat beragama.