Oleh : Muhammad Irfan Arifin
Meroketnews.id – Pulau Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Keberadaannya diapit oleh dua pulau besar, yaitu Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali orang yang belum mengetahui keberadaan pulau yang sangat indah tersebut. Padahal, masyarakat Pulau Bawean sangat terbuka untuk dikenali khalayak tentang keberadaannya.
Selama 5 tahun terakhir, banyak sekali tempat wisata yang dibangun oleh masyarakat Pulau Bawean. Hal ini dilakukan tentunya untuk menarik simpati wisatawan, baik lokal maupun nasional. Akan tetapi, usaha tersebut masih belum mampu mendorong minat orang luar untuk mengetahui lebih jauh tentang Pulau Bawean.
Banyak sekali hal yang sudah dilakukan untuk menarik wisatawan ke Pulau Bawean, tetapi hanya beberapa persen saja wisatawan yang datang ke pulau ini. Sepertinya masih banyak yang perlu dilakukan untuk mendorong hal tersebut, terlebih lagi oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sudah seharusnya Pulau Bawean difasilitasi untuk meningkatkan daya tarik orang luar, misalnya melalui media.
Jika diperhatikan, Pulau Bawean memiliki tempat wisata yang sangat indah, seperti tempat wisata, budaya, dan wisata religi. Jika ini tidak diperhatikan, maka akan sangat merugikan masyarakat setempat dan umumnya Provinsi Jawa Timur.
Banyak tempat wisata di Pulau Bawean yang hanya terkenal beberapa waktu saja atau bahkan setelah 1 tahun menjadi sepi peminat, seperti pemandian air panas di Kepuh, hutan mangrove di Desa Daun, air terjun di Dusun Gunung Duren, dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya yang belum saya sebutkan. Padahal, tempat-tempat tersebut masih sangat bagus dan indah jika difasilitasi dan dikelola dengan baik.
Wisata religi, yang seharusnya menjadi tempat wisata yang sangat populer di kalangan masyarakat, kini hanya menjadi tempat biasa dan tidak menarik lagi, seperti Syekh Yusuf di Dusun Batu Lintang, Jujuk Sholeh di Dusun Gunung Duren, dan lain-lain. Dulu, banyak orang yang datang untuk ziarah, bahkan ada yang datang secara perorangan, berdua, atau dalam majlis untuk istighasah tengah malam guna mencari berkah dari orang-orang saleh tersebut. Namun kini, acara-acara tersebut sudah jarang dilakukan. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah.
Saat ini, banyak tempat wisata yang terus kehilangan daya tariknya di masyarakat karena kurangnya pengelolaan yang baik, seperti Wisata Pantai Ria yang saat ini tidak diperhatikan sama sekali oleh masyarakat. Masih banyak wisata di Pulau Bawean yang terus mengalami penurunan jumlah pengunjung.
Tempat-tempat wisata harusnya dikembangkan dengan baik agar diminati oleh pengunjung, baik dari dalam maupun luar pulau, bahkan dari mancanegara. Jika ini dilakukan, banyak sektor yang akan diuntungkan, dari yang kecil hingga yang besar, seperti masyarakat setempat, desa setempat, dan Provinsi Jawa Timur umumnya juga akan diuntungkan jika Pulau Bawean menjadi pusat pariwisata, seperti halnya Bali saat ini.
Pulau Bawean sering disebut-sebut sebagai “Balinya Jawa Timur” karena banyaknya tempat wisata yang indah. Saya yakin jika wisata Pulau Bawean diperbaiki dan dipublikasikan melalui media, baik cetak maupun elektronik, Pulau Bawean akan sering dikunjungi oleh wisatawan lokal, nasional, bahkan internasional. Saat ini, sudah ada beberapa wisatawan lokal maupun asing, tetapi belum maksimal.
Pulau Bawean sendiri sudah banyak mendapatkan perhatian di media, termasuk media resmi, bahkan berupa TikTok atau Facebook dari masing-masing per orangan. Setidaknya, ada usaha dari Pulau Bawean sendiri untuk menampilkan keindahannya yang belum dipublikasikan, yang dapat meningkatkan kualitas hidup di Pulau Bawean. Meskipun media tersebut hanya beredar di area Bawean saja dan jarang menarik perhatian masyarakat luar, usaha tersebut merupakan langkah awal yang baik.
Oleh : Muhammad Irfan Arifin Mahasiswa STIT Raden Santri Gresik.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi meroketnews@gmail.com
*) Rubrik Opini terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: meroketnews@gmail.com