Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jazilul Fawaid, menyatakan bahwa Presiden RI, Prabowo Subianto, menunjukkan kemampuan diplomasi yang luar biasa dengan berhasil menarik kepercayaan global terhadap Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui komitmen investasi sebesar 18,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp294,5 triliun yang dicapai dari lawatan luar negerinya selama dua pekan terakhir.
“Kami sangat mengapresiasi Presiden Prabowo yang mampu meyakinkan para pemimpin dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Kepercayaan global ini menjadi aset penting bagi upaya Presiden Prabowo dalam mewujudkan Astacita selama lima tahun ke depan,” ujar Jazilul dalam pernyataannya di Jakarta, Senin.
Sebagai informasi, sejak 8 November 2024, Presiden Prabowo telah melakukan kunjungan ke sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat (AS), Peru untuk menghadiri KTT APEC, Brasil untuk KTT G20, dan Inggris. Lawatan ini ditutup dengan pertemuan bersama Presiden Persatuan Emirat Arab, Mohammad bin Zayed, di Abu Dhabi.
Sambutan Positif Pemimpin Dunia
Jazilul menambahkan bahwa para pemimpin dunia memberikan respons yang sangat positif terhadap Presiden Prabowo. Hal ini terlihat dari sambutan hangat dari Presiden China Xi Jinping, Presiden AS Joe Biden, hingga Raja Inggris Charles III.
“Presiden Prabowo bahkan mampu mencairkan suasana dalam pertemuan, seperti saat di Downing Street, di mana ia berbagi cerita santai tentang kucing peliharaannya dengan Wakil Perdana Menteri Inggris, Angela Reiner,” ujarnya.
Menurut Jazilul, kemampuan diplomasi ini sangat penting untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah tantangan global. Situasi dunia yang dipengaruhi oleh konflik Rusia-Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, hingga potensi perang dagang AS-China di bawah pemerintahan Donald Trump, menjadi perhatian serius.
“Prinsip Presiden Prabowo bahwa ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak’ adalah pendekatan yang tepat untuk melindungi kepentingan Indonesia di tengah gejolak global,” lanjutnya.
Pentingnya Investasi Luar Negeri
Jazilul juga menyoroti bahwa Indonesia sangat membutuhkan investasi asing di tengah sejumlah tantangan ekonomi, seperti deflasi, meningkatnya angka PHK, dan bertambahnya jumlah penduduk miskin. Investasi yang masuk diharapkan menjadi dorongan baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia membandingkan langkah diplomasi Prabowo dengan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang di awal masa jabatannya juga aktif menggalang dukungan global untuk memastikan stabilitas dan reformasi di Indonesia.
“Saat itu, dukungan global berhasil menyelamatkan Indonesia dari ancaman disintegrasi dan memperkuat demokratisasi. Saat ini, kita membutuhkan hal serupa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun,” pungkas Jazilul.