Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya memperkuat peran komunitas dalam menjaga kesehatan mental masyarakat, terutama untuk menangani dampak buruk kecanduan judi online.
“Akses layanan kesehatan mental berbasis komunitas harus diperkuat. Dengan semakin banyak edukasi dan kemudahan akses bantuan, masyarakat akan lebih mampu melawan judi online yang telah menjadi bencana sosial,” ujar Muhaimin di Jakarta, Jumat, 22 November 2024, dalam audiensi dengan jajaran Rumah Sakit Marzoeki Mahdi.
Menurutnya, masyarakat memiliki peran krusial dalam memberikan dukungan kepada keluarga atau teman yang terjebak dalam kecanduan, agar mereka bisa segera mendapatkan bantuan.
“Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka sudah kecanduan. Oleh karena itu, dukungan masyarakat diperlukan untuk mengingatkan dan membantu agar mereka yang terjerat bisa segera diintervensi,” tegasnya.
Muhaimin menjelaskan bahwa intervensi ini adalah bagian dari upaya mitigasi bencana sosial akibat judi online. Masalahnya menjadi semakin kompleks ketika para pecandu berusaha menutup kerugian dengan meminjam uang secara online, yang berujung pada tumpukan utang.
“Kesehatan mental korban kecanduan judi online akan semakin rusak jika tidak segera ditangani. Masalah yang dibiarkan terlalu lama dapat memperburuk hubungan sosial, memperbesar utang, bahkan memicu depresi dan tindakan bunuh diri,” jelas Muhaimin.
Sementara itu, Direktur Utama RS Marzoeki Mahdi, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp. KJ, mengungkapkan bahwa edukasi masyarakat tentang kecanduan dan dampaknya masih sangat minim. Padahal, masalah mental ini sebenarnya bisa diatasi jika ditangani lebih awal.
Hal ini didukung oleh data Survei Kesehatan Nasional 2023, yang mencatat sekitar 2,9 juta orang berusia 15 tahun ke atas menunjukkan gejala depresi, namun hanya 12,7 persen di antaranya yang rutin mendapatkan pengobatan.