Acara refleksi 117 Puputan Badung yang dihadiri oleh beberapa tokoh perwakilan dari berbagai agama. Salah satu tokoh yang memberikan tanggapan dalam acara tersebut adalah Abdul Halim.
Dalam tanggapannya, Abdul Halim mengajak kita semua untuk menjunjung tinggi nilai toleransi, yang juga diartikan sebagai sikap tenggang rasa, lapang dada, dan bermurah hati. Pada tanggal 17 September 2023,
Tasamuh, yang berarti saling menghormati dan menghargai antara manusia satu dengan manusia lainnya, juga menjadi fokus dalam acara tersebut. Abdul Halim mengingatkan bahwa siapapun yang ingin menghancurkan Indonesia Merah Putih, maka itulah yang menjadi musuh bersama kita semua.
Oleh karena itu, mari kita jaga bangsa ini dengan persatuan, meskipun kita memiliki perbedaan.
Persatuan adalah kunci keberhasilan sebuah negara. Ketika kita mampu bersatu meskipun memiliki perbedaan, maka Indonesia akan semakin kuat. Keberagaman merupakan salah satu kekayaan bangsa kita, dan kita harus menjaganya agar tidak menjadi sumber konflik.
Toleransi adalah sikap yang harus kita tanamkan dalam diri kita sendiri dan juga masyarakat. Dengan menjadi individu yang toleran, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai. Ketika kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain, maka perbedaan tidak akan menjadi masalah yang besar.
Untuk menjaga persatuan dan toleransi, kita perlu mengedepankan dialog yang baik. Ketika terjadi perbedaan pendapat atau konflik, mari kita duduk bersama dan mencari solusi yang terbaik.
Dengan berbicara dan mendengarkan satu sama lain, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih baik dan menghindari konflik yang tidak perlu.
Tidak hanya itu, penting juga bagi kita untuk memahami dan menghargai kepercayaan dan budaya orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus terbuka dan mau belajar dari mereka.
Melalui acara refleksi 117 Puputan Badung, kita diingatkan kembali akan pentingnya menjaga persatuan dan toleransi di Indonesia. Perbedaan agama, suku, dan budaya tidak boleh menjadi pemisah, melainkan harus menjadi kekuatan yang menyatukan kita semua.