MeroketNews – Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang dikenal dengan sebutan ‘Whoosh’, telah menjadi proyek yang menarik perhatian banyak orang sejak awal pengumumannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, muncul kekhawatiran mengenai kapan proyek ini akan bisa balik modal.
Sebagai pengamat ekonomi dari CELIOS, saya ingin memperingatkan bahwa proyek kereta cepat ini mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk balik modal daripada perkiraan semula. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap keuangan negara.
Saat ini, harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias ‘Whoosh’ belum resmi diumumkan. Namun, sejumlah pejabat pemerintah telah mengindikasikan bahwa tarifnya diperkirakan berkisar antara Rp250.000 hingga Rp300.000 per penumpang.
Dengan target jumlah penumpang sebesar 30.000 per hari, proyek ini diperkirakan akan bisa balik modal paling cepat dalam waktu 40 tahun. Namun, hal ini masih merupakan perkiraan awal yang dapat berubah seiring dengan faktor-faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhi.
Sebagai proyek yang melibatkan investasi yang sangat besar, kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki banyak faktor risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan setiap hari.
Untuk menjaga keberlanjutan operasional kereta cepat ini, pemerintah harus memastikan bahwa jumlah penumpang yang mencukupi dapat tercapai. Hal ini akan menjadi tugas yang tidak mudah mengingat kereta cepat ini harus bersaing dengan moda transportasi lainnya, seperti pesawat terbang dan transportasi darat lainnya.
Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti perkembangan ekonomi dan situasi sosial juga dapat mempengaruhi kinerja proyek ini. Jika pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan perkiraan, permintaan akan tiket kereta cepat juga dapat menurun, sehingga mempengaruhi kemampuan proyek ini untuk balik modal.
Secara keseluruhan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ‘Whoosh’ memiliki potensi untuk menjadi aset yang berharga bagi Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa proyek ini juga memiliki risiko yang tinggi.
Pemerintah harus melakukan kajian yang komprehensif dan memastikan bahwa proyek ini bisa berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat secara keseluruhan.