Bali, pulau dewata yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki kekayaan budaya yang tak kalah menarik untuk dijelajahi. Salah satu warisan budaya yang khas dari Bali adalah rumah adat, yang dapat ditemui baik di desa maupun kota. Bahkan, ada desa-desa di Bali yang memiliki rumah adat dengan bentuk yang serupa.
Rumah adat Bali memiliki ciri khas yang unik dan mengandung filosofi yang mendalam. Salah satu filosofi yang menjadi dasar dalam pembangunan rumah adat Bali adalah Tri Hita Karana. Filosofi ini mengajarkan tentang harmoni antara manusia dengan manusia, harmoni dengan alam, dan harmoni dengan Tuhan.
Setiap bagian rumah adat Bali dirancang dengan cermat dan dipenuhi dengan makna. Mulai dari atap yang biasanya berbentuk limasan atau segitiga, hingga ornamen-ornamen yang menghiasi rumah, semuanya memiliki nilai filosofis yang dalam.
“Menurut Ustadz Abdul Halim, SH. Selaku Ketua LPP DPW PKB Bali, dan juga Caleg DPR RI Dapil Bali, budaya rumah adat ini harus dijaga dan dikembangkan. Rumah adat Bali bukan hanya sekadar bangunan, tetapi juga merupakan simbol dari kehidupan masyarakat Bali yang harmonis dengan alam dan Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda Bali untuk mempelajari dan melestarikan kebudayaan lokal ini.” Ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari detikcom, terdapat 10 jenis rumah adat di Bali. Pertama adalah aling-aling, yaitu pagar atau tembok kecil yang berfungsi sebagai pembatas antara ruang publik dan ruang pribadi. Selanjutnya, ada angkul-angkul, yaitu gerbang tradisional yang menjadi pintu masuk ke dalam halaman rumah adat Bali.
Di dalam rumah adat Bali juga terdapat beberapa bangunan seperti bale manten, bale dauh, bale sekapat, dan klumpu jineng. Bale manten adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi pengantin baru, sedangkan bale dauh adalah tempat tinggal bagi keluarga inti. Bale sekapat adalah tempat tinggal bagi keluarga yang lebih tua, sedangkan klumpu jineng adalah lumbung yang digunakan untuk menyimpan hasil panen.
Tak hanya itu, ada juga pura keluarga, bale gede, pewarengan, dan lumbung. Pura keluarga adalah tempat ibadah keluarga yang terletak di dalam halaman rumah adat. Bale gede adalah bangunan utama yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan menerima tamu. Pewarengan adalah tempat yang digunakan untuk menghormati leluhur, dan lumbung adalah tempat penyimpanan hasil panen.