Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Jazilul Fawaid, mengingatkan masyarakat agar tidak memilih pemimpin hanya karena tergiur oleh uang.
Ia menyoroti bahwa menjelang hari pemilihan, praktik jual beli suara atau yang dikenal sebagai *serangan fajar* rentan terjadi.
“Saya percaya pemilih semakin cerdas dalam memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan kualitas,” kata Jazilul di Jakarta, Selasa (26/11/2029).
Ia menegaskan pentingnya keberanian masyarakat untuk menolak tawaran uang (*money politics*) dari pihak tertentu.
Menurut Jazilul, pemilih harus menggunakan hati nurani dan akal sehat dalam menentukan pilihan, bukan karena bujukan uang.
“Saya juga meminta aparat penegak hukum, seperti Polri dan Bawaslu, bertindak tegas memberantas praktik politik uang,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Jazil ini mengingatkan bahwa undang-undang telah mengatur sanksi bagi penerima dan pemberi politik uang.
Berdasarkan Pasal 187A ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, pelaku dapat dijerat pidana penjara 3 hingga 6 tahun, serta denda sebesar Rp200 juta hingga Rp1 miliar.
“Jangan biarkan politik uang merusak demokrasi kita. Jangan sampai hanya karena uang Rp50.000, kita salah memilih pemimpin,” tegasnya.
Jazilul melihat Pilkada Serentak 2024 sebagai momentum penting untuk mewujudkan demokrasi yang bersih demi masa depan bangsa. Jika masyarakat berkomitmen menolak politik uang, ia yakin pemimpin yang terpilih akan amanah dan kompeten.
“Saya percaya pemilih yang cerdas akan menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang tepat,” tutupnya.