Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya memperhatikan emisi karbon yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam pengembangan industri kendaraan listrik (EV).
“Mobil listrik tentu berkaitan dengan sumber listriknya. Perlu dikaji lebih lanjut apakah listrik yang kita gunakan sudah ramah lingkungan,” ujar Gus Imin, sapaan akrabnya, dalam diskusi publik bertema Industri Mobil Listrik dan Baterai EV Nasional di Jakarta, Kamis.
Menurut Gus Imin, polusi udara di Jakarta lebih banyak disebabkan oleh emisi dari PLTU dibandingkan dengan asap kendaraan bermotor. Ia menambahkan bahwa kualitas udara di ibu kota sangat dipengaruhi oleh arah angin.
“Beberapa waktu lalu sempat ramai soal angin tidak punya KTP,” ucapnya, merujuk pada perdebatan yang mencuat menjelang Pemilu 2024 mengenai sumber polusi udara Jakarta yang berasal dari PLTU di sekitarnya.
Oleh karena itu, ia mendorong adanya strategi konkret dalam pengembangan kendaraan listrik yang tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga pada pengurangan emisi karbon, terutama di kota-kota besar.
“Desa-desa juga harus diperhatikan sebagai bagian dari sistem ketahanan lingkungan,” tambahnya.
Meski mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam pengembangan kendaraan listrik, Gus Imin tetap menegaskan bahwa industri ini memiliki peran strategis dalam agenda lingkungan hidup nasional dan global.
“Ini bukan sekadar ancaman krisis, tetapi juga bencana lingkungan nyata di depan kita. Salah satunya adalah isu pemanasan global yang semakin konkret,” tutupnya.