Gunung Bromo, MeroketNews – Insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo telah memasuki babak baru dengan pihak Wedding Organizer (WO) prewedding yang menyulut flare yang memicu kebakaran tersebut melaporkan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS).
Menurut Hasmoko, yang merupakan kuasa hukum dari pihak WO, laporan tersebut menyoroti kelalaian dari pihak BB TNBTS yang dianggap sebagai penyebab utama terjadinya kebakaran di Bromo. Hasmoko berpendapat bahwa kelalaian ini muncul karena BB TNBTS tidak menerapkan sistem pengamanan dan antisipasi kebakaran, terutama karena tidak tersedianya fasilitas pemadam kebakaran atau tim siaga kebakaran.
“Setelah kami melakukan investigasi lebih lanjut, tentunya akan ada tindakan hukum yang kami ambil terkait dengan ketidakadanya sistem keamanan bagi pengunjung dan fasilitas umum lainnya,” ungkap Hasmoko dalam pernyataannya pada Jumat, 15 September 2023.
Hasmoko juga menambahkan bahwa melalui laporan ini, mereka berharap pengelolaan wisata di kawasan Bromo-Tengger-Semeru akan menjadi lebih baik di masa mendatang dan tidak hanya berfokus pada aspek bisnis semata dalam pengelolaan lahan di Bromo.
“Kami berharap agar ke depannya pengelolaan kawasan ini bisa lebih baik dan lebih tertib. Jika kami melihat dari kelalaian yang terjadi, sepertinya orientasi BB TNBTS lebih cenderung pada bisnis semata,” ucap Hasmoko.
Namun, langkah ini telah memicu kecaman dan kontroversi di media sosial dan masyarakat luas. Banyak yang menganggap bahwa pihak penyebab kebakaran seharusnya lebih berempati dan meminta maaf atas insiden yang telah terjadi. Alih-alih meminta maaf, mereka justru mengambil jalur hukum.
Respons kontroversial ini semakin meningkatkan sorotan publik terhadap insiden kebakaran di Bromo. Banyak yang merasa bahwa prioritas seharusnya adalah pemulihan ekosistem alam dan menjaga keberlanjutan kawasan wisata tersebut. Tuntutan dari pihak penyebab kebakaran ini hanya semakin memperdalam perpecahan dan kontroversi di sekitar insiden tersebut.
Sementara penyelidikan terus berlanjut, masyarakat dan pengunjung Bromo tetap berharap agar fokus utama dalam pengelolaan kawasan ini adalah menjaga alam dan keamanan pengunjung, bukan hanya bisnis semata. Insiden ini, tanpa diragukan lagi, menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya pelestarian alam dan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan.