Oleh : Ummi Faizah Mahasiswa STIT Raden Santri Gresik.
Setiap individu mestinya mempunyai karakter masing-masing, dan tentunya banyak faktor-faktor yang membentuk karakter seseorang. Di antaranya: keluarga, teman-teman sebayanya, lingkungan sekitar, dan tentunya lingkungan pendidikan seperti halnya sekolah atau lembaga-lembaga yang lain.
Pada dasarnya, kebanyakan masyarakat seperti halnya orang tua mestinya menaruh harapan yang besar pada lembaga masing-masing untuk membentuk karakter anak agar menjadi lebih baik. Sekolah ataupun lembaga-lembaga yang lain seperti pondok pesantren dijadikan tempat harapan untuk memperbaiki karakter anak yang kurang baik.
Para orang tua mestinya mengandalkan seorang guru untuk menjadi penuntun bagi anak-anak tersebut. Namun, yang menjadi pertanyaan saya apakah sebuah lembaga pendidikan saja yang mampu dijadikan solusi untuk mengubah karakter bagi seorang anak (peserta didik)? Padahal ketika kita melihat di zaman yang semakin modern dan canggih ini, banyak anak-anak yang enggan untuk bersungguh-sungguh memiliki keinginan yang tinggi dalam mengenyam pendidikan dan menggapai kesuksesan, kebanyakan dari mereka tidak terlalu menganggap bahwa sekolah itu adalah kebutuhan.
Sebagian anak bahkan menganggapnya sebagai beban, berangkat dan memasuki kelas hanya sekedar menggugurkan kewajiban dan karena disuruh orang tua. Di zaman yang modern dan semakin canggih ini, banyak dari mereka yang lebih menyibukkan dirinya dengan HP daripada belajar, hingga terkadang konsekuensinya jadi terbalik yang awalnya HP dikendalikan oleh manusia, menjadi manusia yang dikendalikan oleh HP.
Dalam artian anak-anak lebih cenderung memprioritaskan HP untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Nah, dari permasalahan di atas membuat anak-anak menjadi kurang fokus terhadap pelajaran dan seorang guru pun kurang maksimal dalam mengajar karena hal tersebut. Dan sudah seharusnya ada hal atau sistem yang menjadi titik temu atau penengah dari permasalahan murid (anak), guru, dan juga harapan orang tua terhadap sebuah lembaga pendidikan.
Oleh : Ummi Faizah Mahasiswa STIT Raden Santri Gresik.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi meroketnews.id
*) Rubrik Opini terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: meroketnews@gmail.com